Judul : Identitas
Sutradara/Skenario : Aria Kusumadewa
Pemain : Tio Pakusadewo, Leony VH, Ray Sahetapy, Otig Pakis, Ria Probo, Teguh Esa, Titi Sjuman
Produksi : Demi Gisela Citra Sinema dan Esa Films
Adam (Tio Pakusadewo), petugas pemandi jenazah di sebuah rumah sakit, adalah pribadi yang tertutup. Temannya paling-paling televisi karena ia tidak akrab dengan para tetangga. Teman lainnya adalah vespa butut, kendaraan yang mengantarnya ke tempat kerja setiap hari.
Suatu hari Adam melihat seorang perempuan (Leony) yang melintas di depannya setiap kali singgah di warung kopi. Ia juga melihatnya tertidur di kursi di sebelah ruang jenazah. Momen itu kemudian mendekatkan mereka.
Perempuan misterius itu rupanya terpaksa melacur lantaran membutuhkan uang untuk biaya pengobatan ayahnya. Rumahnya terancam digusur pula. Adam berusaha menyelamatkan perempuan itu dari dunia pelacuran dengan cara mendapatkan asuransi kesehatan warga miskin. Namun identitas perempuan itu mengganjalnya.
Aria Kusumadewa, sutradara yang selama ini melanglang di jagat indie serta memutar film di festival dan kampus-kampus, kali ini masuk ke arus utama. Ia menggandeng produser eksekutif Deddy Mizwar. Aria memotret kenyataan di masyarakat, betapa identitas menjadi sesuatu yang penting untuk dikulik dan dipertanyakan. Film ini diputar di bioskop mulai 6 Agustus 2009.
Review
Jujur pertama kali gw nonton ini, gw antusias untuk menontonnya karena dilihat dari segi poster dan pemain serta orang yang dibelakang layarnya menjanjikan. Tapi apa daya, antusiasme gw langsung hancur sewaktu mulai menonton adegan demi adegan film ini. Gw sempet bingung film apakah ini???? Koq ga jelas banget ya????
Semula gw masih sabar, karena gw pikir " hem,,, mungkin baru awal nih...", tapi pemikiran gw kali ini pun dikhianati sang film. Entah mengapa gw sampe tercengang dengan isi film ini. Bahkan gw sampe tak bisa berkata-kata saat menonton film ini sambil mengkerutkan alis.
Dari tadi gw cuma membahas efek yang ditimbulkan film itu ke gw, nah sekarang akan gw kasih penjelasan kenapa tuh film bisa membuat sampai seperti itu ke gw :
1. Banyak sekali adegan guyonan yang dimasukin ke dalam film ini. Salah satunya adalah saat ada seorang ibu yang memprotes kepihak rumah sakit.
" Sus koq seperti ini? Anak saya kan kena usus buntu, kenapa kakinya malah diamputasi?"
" Mana saya tau!" ucap si suster dengan sinis.
lalu ada lagi
" Sus, sebenarnya ayah saya sakit apa? Koq ga sembuh-sembuh?" tanya Leoni
" Mana saya tau! Tanya ajah ke dokternya!" ucap si suster sinis dan langsung pergi.
sungguh ironi kan?? kalau adegan seperti itu di dunia nyata sih bisa-bisa pihak rumah sakit dilaporkan tuh, baik dari segi pelayanan yang buruk dan terjadinya malpraktek. Bahkan kalau dilihat dari segi intelegen si tokoh yang diperankan Leoni, ia tak terlihat bodoh tapi kenapa dia ga melaporkan hal itu ya??? entahlah gw juga bingung.
2. Adegan super Jayus dan Kering
Ada adegan saat pertama kali si tokoh yang bernama Adam yang pertama kali bertemu dengan Leoni
" Saya Adam, nama kamu siapa?" tanya Adam.
" Memangnya penting ya seperti ini?" Tanya Leoni
" Masa nanti saya harus panggi kamu eros?"
benar-benar lucu kan dialognya??? :D
3. Banyak sekali pemain di film ini yang sangat kaku dan tak berekspresi. Bahkan gw sampe bingung ini tuh film apa sitkom apa ludruk yang pemainnya asal comot sih????
Akhirnya, apakah tau sampe berapa lama gw bertahan dari serangan film ini? Sayangnya gw cuma bertahan sampe setengah film dan akhirnya tertidur dalam kedamaian. How Nice,,,
Rating : 3/10
2 komentar:
Kalo baca contoh adegan yg kamu kasih sih emang kayanya buruk tuh. Soal kenapa RS nya ga dituntut? Mungkin karena Rs-nya tuh RS O**i. Hehe. Trus soal lawakan Eros itu.... wew... kaya ga ada dialog lain aja.
@kibulpos
ya begitulah :)
sebenarnya sih ga masalah klo mau adegan lawak seperti itu
tapi klo menurut saya sih seharusnya pakai logika rasional juga
lagian klo dilihat dari segi alur penceritaan kayaknya bukan komedi dech
Posting Komentar